RAMADHAN INSPIRASI (DAY 09)

Pengisi: Ahmad Albanna Dalimunte
Judu : Asal usul ilmu nahwu & shorof
Tanggal: Ahad-09-Maret-2025
Suatu malam Abul Aswad bersama anak perempuannya berada di loteng rumah, sang anak memperhatikan langit yang dikelilingi bintang-bintang yang kelap-kelip ditengah gelap gulita.
Sang anak berkata:
“Wahai ayahku, maa ahsanu as-sama’i (apakah yang paling indah di langit) ??”. Dia membacanya dengan dhommah nun dan kasroh hamzah.
Abul Aswad mengira bahwa anaknya bertanya tentang sesuatu yang paling indah di langit, hingga beliau menjawab:
“Wahai anakku, tentunya bintang-bintang”.
Sang anak berkata:
“Wahai ayahku, bukan itu maksudku. Yang aku maksud adalah rasa kagum atas keindahan langit”.
Kemudian Abul Aswad berkata:
“Ucapkanlah : maa ahsana as-sama’a (betapa indahnya langit ini) -dengan fathah nun dan hamzah-, dan bukalah mulutmu (maksudnya : fathahkan barisnya)”. Melihat hal ini, Abu Aswad ad-Du'ali merasa prihatin. Ia berpikir, jika kesalahan seperti ini bisa terjadi pada anaknya yang merupakan penutur asli bahasa Arab, apalagi pada orang-orang non-Arab yang baru mempelajari bahasa Arab. Kesalahan seperti ini bisa berakibat fatal, terutama dalam memahami Al-Qur'an dan Hadis.
Penulis : Guntur mulia phasya
Ketua redaksi : Muhammad Adil