0

Pesantren Tahfidzul Qur’an Ibnu Aqil Gelar Acara Kirab Budaya Nasional “Para Pahlawan Bangsa Indonesia” di Hari Kemerdekaan Republik Indonesia Ke-79 Tahun

Ibnuaqil.ponpes.id • Dipublikasikan pada 26 Agustus 2024, 08:54 AM
Annida Fathin Lubis, S.IP
Moderator
Headline
Preview

MEDAN, PONPESIBNUAQIL.ID Hari Sabtu, 17 Agustus 2024 dalam rangka merayakan dan memeriahkan HUT RI ke-79 ini “ Nusantara Baru, Indonesia Maju” Pesantren Tahfidz Qur’an Ibnu Aqil Mengadakan kegiatan Kirab dan berbagai kegiatan lainnya tepat pada hari Sabtu, 17 Agustus 2024 saat selesainya Pengibaran Bendera Merah Putih. Puncak acara tahun ini adalah kirab Budaya Nasional yang dilibatkan santri/ah mengangkat tema berbagai para tokoh pahlawan bangsa yang ada di indonesia dengan rute mengelilingi lapang ponpes ibnu aqil.

Acara ini disaksikan dan dihadiri oleh Pimpinan Pondok Pesantren Tahfiz Qur’an Ibnu Aqil Kota Medan, Ustadz H. Mahmud Sholeh Zakaria MA, kemudian Kamad Aliyah Ustadz Rifi Syahputra, S.Pdi dan Ustadz Lukmanul Hakim, Lc,. MA Selaku Kamad Tsanawiyah dan juga dihadiri oleh Ketua Tahfiz Ustadz Arya Pita, S.Pd. Selain itu juga dihadiri oleh Para Juri dan dihadiri oleh para guru, ustadz dan ustadzah Ponpes Ibnu Aqil.

Acara kirab ini bukan hanya sebuah prosesi simbolis, tetapi juga cerminan dari semangat kebangsaan yang terus menyala. Dengan menghidupkan kembali jiwa pahlawan kita, Indonesia menunjukkan komitmen untuk terus maju dan berkembang dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai yang telah diperjuangkan oleh para pendiri bangsa. Kirab ini adalah bagian dari serangkaian acara dalam bulan kemerdekaan yang diharapkan dapat menyatukan dan menginspirasi seluruh rakyat Indonesia. Kegiatan ini tidak hanya menjadi momen perayaan, tetapi juga sebagai wadah untuk memperkenalkan dan melesataraikan budaya serta nilai-nilai nasional kepada generasi muda

Selain untuk memberikan ruang dan aktualiasasi bagai para peserta kesenian, kegiatan kirab ponpes ibnu aqil tersebut juga bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai wawasan kebangsaan bagi warga masyarakat khususnya para generasi muda. Melalui kegiatan ini diharapkan nilai-nilai persatuan, kebangsaan, keberagaman dalam bingkai kebhinnekaan selalu tertanam dalam jiwa santri/ah, guru serta masyarakat dilingkungan ponpes ibnu aqil. Antusiasme peserta dalam mengikuti kegiatan ini sangatlah bagus. Secara umum kegiatan ini berlangsung meriah. Ini adalah momen yang luar biasa, dimana kami semua bisa melihat bagaimana siswa kami mengaplikasikan pengetahuan tentang lingkungan secara kreatif. Semoga kedepan agenda kegiatan ini dapat diselenggarakan lebih baik lagi dari sebelumnya.

Kegiatan kirab ini banyak sekali para santri/ah mengikuti kirab dengan berbagai tema yang mereka pertunjukan dengan bakat yang mereka miliki dan kekompakkan yang sangat luar biasa sehingga para penonton merasa senang dengan hasil bakat mereka pertunjukkan, adapun tema-tema yang dipertunjukkan yaitu : Panggeran di Ponegoro, KH. Hasyim Asy’ari, Teuku Umar dan Cut Nyak Dien, Imam Bonjol, Kapal Belanda, dan Panggeran Antasari.

Dalam balutan busana penuh dengan makna, para peserta membangkitkan semangat Cut Nyak Dien, keteguhan KH. Hasyim Asy’ari, dan masih banyak lagi sosok pahlawan yang telah mengukir sejara bangsa indonesia. Ini bukan hanya sekedar fashion show, tetapi ini adalah panggung dimana kita akan mengenang dan meresapi perjuangan para pahlawan yang menginspirasi langkat hari ini. Mari saksikan bagaimana mereka membawa sejarah hidup dalam setiap langkah yang penuh kebanggaan.

Acara ini diakhiri dengan pengumuman kejuaraan dari berbagai lomba 17 agustus seperti lomba, kirab, pembacaan proklamasi, puisi kemerdekaan, cerdas cermat, futsal, volly, badminton, estafet (air, sarung, tepung), lempar balon pakai sarung, makan kerupuk, rintangan broti, capir, dan paku dalam botol yang sudah diperlombakan pada hari rabu-jum’at dilapangan ponpes ibnu aqil serta pengumuman kirab terbaik dari masing-masing  kelompok yang sudah ditentukan.

Pemenang kirab yang sudah ditentukan juri dengan mendapatkan nilai yang terbaik sesuai dengan kreaktifitas, bakat mereka dalam memperankan para pahlawan terpilih 3 juara yaitu : juara pertama dimenangkan oleh kelas XI-1 bertema “Panggeran diponegoro”, selanjutnya juara kedua dimenangkan oleh kelas X-1 bertema “KH. Hasyim Asy’ari”, dan juara 3 dimenangkan oleh kelas XII bertema “Teuku Umar dan Cut Nyak Dien”.

Pangeran Diponegoro atau Raden Ontowiryo (11 November 1785-8 Januari 1855) adalah putra tertua dari Sultan Hamengkubuwana III dan seorang pahlawan nasional Republik Indonesia yang memimpin Perang Diponegoro atau Perang Jawa selama periode tahun 1825 hingga 1830 melawan pemerintah Hindia Belanda. Pangeran Diponegoro dikenal sebagai pribadi yang cerdas, banyak membaca, dan ahli di bidang hukum Islam-Jawa. Dia juga lebih tertarik pada masalah-masalah keagamaan ketimbang masalah pemerintahan keraton dan membaur dengan rakyat. Perang Jawa berakhir setelah para pemimpinnya menyerahkan diri atau ditangkap oleh Belanda. Pangeran Diponegoro ditangkap dan dibawa ke Magelang atas perintah Jenderal De Kock. Ia kemudian diasingkan ke Manado dan Makassar hingga akhir hayatnya.

K.H. Muhammad Hasyim Asy'ari (14 Februari 1871 – 25 Juli 1947) adalah seorang ulama, pahlawan nasional, serta merupakan pendiri sekaligus Rais Akbar (pimpinan tertinggi pertama) organisasi massa Islam, Nahdlatul Ulama. Ia memiliki julukan Hadratussyaikh yang berarti mahaguru dan telah hafal Kutub al-Sittah (6 kitab hadits), serta memiliki gelar Syaikhu al-Masyayikh yang berarti Gurunya Para Guru.

Teuku Umar (Meulaboh, 1854 - Meulaboh, 11 Februari 1899) seorang pahlawan asal Aceh yang berjuang dengan cara berpura-pura bekerja sama dengan Belanda dan terkenal akan strategi perang gerilyanya. Ia melawan Belanda ketika telah mengumpulkan senjata dan uang yang cukup banyak.

Cut Nyak Dhien (ejaan lama: Tjoet Nja' Dhien, (12 Mei 1848 – 6 November 1908,  dimakamkan di Gunung Puyuh, Sumedang) adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia dari Aceh yang berjuang melawan Belanda pada masa Perang Aceh. Setelah wilayah VI Mukim diserang, ia mengungsi, sementara suaminya Ibrahim Lamnga bertempur melawan Belanda. Tewasnya Ibrahim Lamnga di Gle Tarum pada tanggal 29 Juni 1878 kemudian menyeret Cut Nyak Dhien lebih jauh dalam perlawanannya terhadap Belanda.

Pada tahun 1880, Cut Nyak Dhien menikah dengan Teuku Umar, setelah sebelumnya ia dijanjikan dapat ikut turun di medan perang jika menerima lamaran tersebut. Dari pernikahan ini Cut Nyak Dhien memiliki seorang anak yang diberi nama Cut Gambang. Cut Nyak Dhien bersama Teuku Umar bertempur bersama melawan Belanda. Namun, pada tanggal 11 Februari 1899 Teuku Umar gugur. Hal ini membuat Cut Nyak Dhien berjuang sendirian di pedalaman Meulaboh bersama pasukan kecilnya.

https://firebasestorage.googleapis.com/v0/b/ppna-management.appspot.com/o/WEBSITE_APP%2FARTICLE%2F2024-08-26%2015%3A49%3A22_0q5ph.png?alt=media&token=56ca1723-1223-46e7-84c3-eb0b54b474dchttps://firebasestorage.googleapis.com/v0/b/ppna-management.appspot.com/o/WEBSITE_APP%2FARTICLE%2F2024-08-26%2015%3A50%3A02_yg77b.png?alt=media&token=b070ae39-b218-420f-8b6e-d6160df80e32https://firebasestorage.googleapis.com/v0/b/ppna-management.appspot.com/o/WEBSITE_APP%2FARTICLE%2F2024-08-26%2015%3A50%3A30_ddywc.png?alt=media&token=b35b223b-837a-4780-a7c3-42845a51dbd3https://firebasestorage.googleapis.com/v0/b/ppna-management.appspot.com/o/WEBSITE_APP%2FARTICLE%2F2024-08-26%2015%3A51%3A04_yk141.png?alt=media&token=bfa990c9-1b09-42d0-aa97-dc15332d0435https://firebasestorage.googleapis.com/v0/b/ppna-management.appspot.com/o/WEBSITE_APP%2FARTICLE%2F2024-08-26%2015%3A51%3A46_s4i3i.png?alt=media&token=50e76724-800b-4b92-af64-bd2182336783https://firebasestorage.googleapis.com/v0/b/ppna-management.appspot.com/o/WEBSITE_APP%2FARTICLE%2F2024-08-26%2015%3A52%3A13_ros8q.png?alt=media&token=793f3160-8399-4faa-9cd8-31429c4e5066https://firebasestorage.googleapis.com/v0/b/ppna-management.appspot.com/o/WEBSITE_APP%2FARTICLE%2F2024-08-26%2015%3A52%3A36_w4ord.png?alt=media&token=f1fbad73-14df-40b9-b095-d406a199c114

Safitri Silalahi, S.KM

Medan , 20 Agustus 2024

populer lainnya

lokasi

JL. Pesantren, Link XI, Kel. Tangkahan, Kec. Medan Labuhan, Kota Medan, Sumatera Utara, Kode Pos 20525